Kesehatan

Pasien THT di RSUD Haryoto Lumajang Naik 5,1 Persen, Sound Horeg Juga Jadi Pemicu

×

Pasien THT di RSUD Haryoto Lumajang Naik 5,1 Persen, Sound Horeg Juga Jadi Pemicu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

LUMAJANG,DetikNusantara.co.id – RSUD Dokter Haryoto Lumajang mencatat adanya peningkatan jumlah pasien THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) sebesar 5,1persen, pada periode Juni hingga Juli 2025. Hal ini diungkapkan oleh dr Yana Susanti, Sp.KFR, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Dokter Haryoto, saat dikonfirmasi.

Meski ada peningkatan, dr Yana, menyebut lonjakan ini tidak berkaitan langsung dengan fenomena soudn horeg sistem hiburan keliling dengan suara keras yang belakangan menjadi kontroversi di masyarakat.

“Kami tidak menemukan peningkatan signifikan dalam jumlah pasien THT setelah adanya larangan sound horeg,” jelasnya.

Untuk bulan Agustus, pihak RSUD Haryoto masih melakukan pemantauan dan belum menemukan tren kenaikan.

Meskipun demikian, dr Yana, menegaskan bahwa suara dengan intensitas tinggi seperti sound horeg tetap bisa membahayakan kesehatan, terutama jika terdengar dalam jangka panjang dan berulang.

“Dampaknya tidak hanya pada pendengaran, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan jantung, misalnya menyebabkan gangguan irama jantung,” tambahnya.

Imbauan untuk penikmat sound horeg.
Menyikapi fenomena ini, RSUD Haryoto mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam menikmati hiburan berbasis suara keras. Beberapa langkah preventif yang disarankan, antara lain:

Menjaga jarak dari sumber suara
Menggunakan alat pelindung telinga
Mengatur durasi dan frekuensi paparan suara.

“Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menikmati sound horeg, tapi tetap menjaga kesehatannya,” ujar dr Yana.

dr Yana juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar tetap bisa menikmati hiburan dengan cara yang aman dan tidak merugikan kesehatan.

“Edukasi ini penting agar masyarakat bisa tetap menikmati hiburan dengan cara yang lebih sehat dan tidak merusak telinga maupun organ lainnya,” pungkasnya.

Dengan edukasi dan kesadaran bersama, diharapkan masyarakat Lumajang bisa lebih bijak dalam menikmati hiburan tanpa mengorbankan kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *