Berita

Penggiat Seni Probolinggo Kecewa Berat: Gedung Kesenian Miliaran Rupiah Tak Layak dan Terbengkalai

383
×

Penggiat Seni Probolinggo Kecewa Berat: Gedung Kesenian Miliaran Rupiah Tak Layak dan Terbengkalai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Pembangunan gedung kesenian di Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yang menelan anggaran mencapai Rp2,2 miliar, menuai kritik tajam dari kalangan penggiat seni. Mereka menilai desain bangunan dan pemilihan material jauh dari esensi sebuah fasilitas yang seharusnya mewadahi kegiatan kesenian.

Alih-alih menjadi ruang ekspresi, gedung yang dibangun tanpa konsep matang dan tanpa melibatkan aspirasi seniman lokal ini justru terbengkalai dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Pemerhati seni yang juga Ketua Dewan Masyarakat Adat Nusantara (Matra) Kabupaten Probolinggo, Catur Margatama, mengungkapkan sejumlah kejanggalan fatal pada bangunan tersebut, terutama terkait aspek keselamatan para pelaku seni yang kelak akan beraktivitas di dalamnya.

“Banyak sekali kekurangan di dalam gedung ini. Tidak ada ventilasi udara yang memadai, panggungnya terlampau sempit, Ini jelas mengancam keselamatan benda-benda seni dan para seniman,” ungkap Catur pada Selasa (5/5/2025).

Lebih lanjut, Catur menyoroti kualitas pemasangan atap seng atau galvalum yang dinilai dikerjakan secara serampangan dan berpotensi membahayakan. “Beginilah akibatnya jika pembangunan tidak terkonsep dengan baik, ibarat perahu tertutup seng tanpa mempertimbangkan aspek teknis (ST3) dan kenyamanan di dalamnya,” tegasnya.

Bangunan yang dinilai minim sentuhan artistik, terkesan monoton, dan kurang memiliki identitas seni yang kuat ini kini menjadi sorotan publik.

“Seharusnya, gedung kesenian ini menjadi ruang yang menginspirasi, baik bagi para seniman maupun penikmat seni. Namun, dengan desain dan material seperti ini, justru sangat membahayakan bagi para pelaku seni,” jelas Catur.

Catur berharap Pemerintah Kabupaten Probolinggo bersedia membuka dialog dan melibatkan para pelaku seni dalam proses perencanaan lebih lanjut. Mereka meyakini bahwa dengan kolaborasi yang baik, gedung kesenian yang dibangun akan benar-benar menjadi representasi rumah bagi beragam ekspresi seni dan budaya di Kabupaten Probolinggo.

Ironisnya, gedung kesenian yang menelan anggaran sekitar Rp2,2 miliar ini kini terbengkalai dan tidak dapat difungsikan sesuai peruntukannya. Lebih ironis lagi, pantauan Reporter Detik Nusantara pada Selasa (5/5/2025) menunjukkan bahwa bangunan yang seharusnya menjadi pusat kegiatan seni ini justru ditempati oleh unit Pemadam Kebakaran (Damkar). Situasi ini menimbulkan pertanyaan, apakah ini merupakan upaya untuk meredam isu “Gedung Kesenian Kraksaan Mangkrak”?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *