Pemerintahan

Pertuni Probolinggo Bekali Disabilitas dengan Pelatihan Pertukangan Infrastruktur

250
×

Pertuni Probolinggo Bekali Disabilitas dengan Pelatihan Pertukangan Infrastruktur

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo melalui program unggulannya, GESIT, menyelenggarakan pelatihan intensif di bidang pertukangan infrastruktur bangunan bagi para penyandang disabilitas. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Selasa dan Rabu (13-14/5/2025), bertempat di Kantor Sekretariat Pertuni Kabupaten Probolinggo.

Sebanyak 15 peserta yang berasal dari kelompok disabilitas daksa dan tuli antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari instruktur berpengalaman dari Bina Konstruksi Nusantara (BKN) Kantor Cabang Probolinggo.

Materi pelatihan yang diberikan meliputi teknik dasar penataan batu bata, aplikasi plesterisasi yang tepat, hingga metode pengecatan yang profesional. Sebagai pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai, seluruh peserta akan mengikuti uji kompetensi di akhir pelatihan. Mereka yang dinyatakan lulus berhak menerima sertifikat kompetensi resmi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang berada di bawah naungan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Ketua Pelaksana Program GESIT Pertuni Kabupaten Probolinggo, Arizky Perdana Kusuma, menekankan bahwa pelatihan ini memiliki visi yang lebih luas dari sekadar peningkatan keterampilan teknis. Menurutnya, inisiatif ini merupakan bagian integral dari upaya Pertuni dalam memperjuangkan perluasan akses inklusi di dunia kerja.

“Pelatihan yang berfokus pada keterampilan infrastruktur bagi disabilitas ini kemungkinan adalah yang pertama kalinya. Tujuan utama kami adalah membekali teman-teman disabilitas agar memiliki daya saing yang kuat di pasar tenaga kerja, terutama dalam sektor bangunan yang selama ini belum sepenuhnya inklusif bagi mereka,” ungkap Arizky.

Lebih lanjut, Arizky menjelaskan bahwa pemilihan bidang pertukangan didasari oleh potensi besar sektor infrastruktur yang selama ini belum secara optimal melibatkan penyandang disabilitas.

“Kami memiliki keyakinan bahwa penyandang disabilitas tidak hanya layak menerima bantuan, tetapi juga memiliki potensi signifikan untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam ranah infrastruktur,” tegasnya.

Pihaknya berharap, ke depannya, pemerintah dan sektor swasta dapat memberikan dukungan konkret melalui pembukaan kesempatan kerja yang setara bagi para penyandang disabilitas, termasuk dalam berbagai proyek pembangunan. Dengan kepemilikan sertifikasi resmi, para lulusan pelatihan ini memiliki legitimasi yang setara dengan pekerja konstruksi lainnya.

“Program ini adalah wujud nyata dari komitmen Pertuni dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas, tidak hanya dalam aspek advokasi, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi dan pengembangan keahlian profesional,” pungkas Arizky penuh harap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *