Semarang – Dalam rangka melestarikan warisan dokumenter nasional yang memiliki nilai sejarah tinggi, Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI) Wilayah Jawa Tengah bekerja sama dengan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Koordinasi dan Asesmen Kondisi Arsip Pusat Rehabilitasi Disabilitas Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Acara ini dilangsungkan di Noorman Hotel, Semarang, pada Selasa, 20 Mei 2025, dengan dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai instansi pemerintah, lembaga arsip, kalangan akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum secara luring dan daring.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari program besar yang bertujuan untuk menilai kondisi arsip yang tersimpan di Pusat Rehabilitasi Disabilitas Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan menyusun strategi restorasi serta digitalisasi arsip-arsip penting yang berasal dari era 1950 hingga 1970. Arsip-arsip ini mencerminkan perjalanan sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan dalam menangani disabilitas secara terintegrasi, inklusif, dan progresif, sehingga memiliki nilai sejarah, sosial, dan budaya yang sangat tinggi.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Rahmah Nur Hayati, menegaskan bahwa penyelamatan arsip-arsip ini bukan hanya menjadi tanggung jawab satu instansi, melainkan memerlukan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari lembaga arsip, pemerintah, akademisi, hingga masyarakat. “Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan menyelamatkan arsip sebagai memori kolektif bangsa,” ujarnya.
Rahmah juga menyebutkan bahwa arsip-arsip Pusat Rehabilitasi Disabilitas Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah mendapatkan pengakuan nasional dan internasional. Secara nasional, arsip tersebut telah masuk dalam daftar Memori Kolektif Bangsa (MKB) yang ditetapkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada tanggal 13 Mei 2022. Sementara itu, secara internasional, arsip ini telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MoWCAP) pada 26 November 2022 dalam pertemuan yang berlangsung di Korea Selatan.
“Ini menjadi bukti bahwa arsip ini bukan sekadar dokumen lama, tetapi merupakan warisan dokumenter yang mencerminkan perjalanan kemanusiaan, martabat, dan inovasi bangsa Indonesia,” tambah Rahmah Nur Hayati.
Sementara itu, Program Specialist UNESCO, Ana Lomtadze, yang hadir secara virtual dari kantor UNESCO menyampaikan apresiasi atas inisiatif pelestarian ini. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kemitraan antara UNESCO dan AAI Jawa Tengah akan menjadi contoh pelestarian arsip dokumenter yang dapat ditiru oleh negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik.
“Melalui program ini, kami mendukung restorasi dan digitalisasi lebih dari 2.600 item arsip penting yang selama ini belum mendapatkan perhatian maksimal. Tak hanya itu, kami juga berkomitmen membangun kapasitas nasional melalui pelatihan, lokakarya, pengembangan database digital, dan penyelenggaraan pameran daring yang bisa diakses oleh masyarakat luas, termasuk akademisi, guru, pelajar, dan komunitas,” tutur Ana.
Ia juga mengungkapkan bahwa Pusat Rehabilitasi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta bukan hanya penting dalam konteks sejarah Indonesia, tetapi juga memiliki peran besar dalam pembangunan sistem rehabilitasi disabilitas di kawasan Asia-Pasifik. Arsip-arsip yang tersimpan, baik dalam bentuk dokumen, foto, maupun rekaman, menggambarkan kisah perjuangan pemulihan disabilitas pasca-kemerdekaan, inovasi di bidang pengobatan dan rehabilitasi inklusif, serta keberhasilan pemberdayaan sosial yang dipimpin oleh para perempuan pelopor di bidangnya.
“Pendekatan terpadu yang diterapkan oleh Pusat Rehabilitasi Prof. Dr. Soeharso pada masanya telah menjadi rujukan banyak negara di Asia. Arsip-arsip ini menjadi jendela untuk memahami semangat kolaborasi, inklusi, dan kemanusiaan yang menjadi landasan kuat dalam pembangunan sosial,” tambah Ana Lomtadze.
Sebagai informasi, Pusat Rehabilitasi Disabilitas Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan lembaga rehabilitasi pertama dan terbesar di Asia yang menerapkan konsep rehabilitasi multidimensional: medis, sosial, ekonomi, dan budaya. Pada puncaknya di era 1950-an hingga 1970-an, lembaga ini menjadi pusat rujukan internasional dalam bidang pemulihan disabilitas, tidak hanya melalui pengobatan medis, tetapi juga pelatihan keterampilan, pemberdayaan ekonomi, serta advokasi hak-hak penyandang disabilitas.
Kegiatan koordinasi ini diikuti oleh berbagai pihak penting, antara lain perwakilan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, AAI Wilayah Jawa Tengah, dan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang. Selain itu, kegiatan juga mendapat sambutan antusias dari kalangan akademisi dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan lainnya.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, diharapkan akan tercipta sebuah sistem pengelolaan arsip bersejarah yang lebih baik, terintegrasi, dan berbasis teknologi. Digitalisasi akan membuka akses yang lebih luas kepada publik, sementara restorasi fisik akan memastikan keberlangsungan dokumen-dokumen tersebut dalam jangka panjang.
AAI Jawa Tengah, sebagai penggagas kegiatan ini, menyatakan komitmennya untuk terus mengawal proses restorasi dan digitalisasi hingga tahap implementasi penuh, termasuk mendampingi pihak-pihak terkait dalam proses teknis dan penyusunan kebijakan turunan.
Sebagaimana ditegaskan dalam semangat kegiatan ini, arsip bukan hanya masa lalu, tetapi juga sumber pengetahuan dan identitas kolektif yang menjadi fondasi kuat untuk membangun masa depan. Dukungan dari UNESCO, pemerintah, dan masyarakat menjadi bukti nyata bahwa pelestarian warisan dokumenter bangsa telah menjadi agenda penting dalam narasi pembangunan nasional. (r1ck)