Berita

Banyuwangi Dihantam Gelombang Tinggi: Warga Muncar Harap Tanggul Permanen

58
×

Banyuwangi Dihantam Gelombang Tinggi: Warga Muncar Harap Tanggul Permanen

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BANYUWANGI, DetikNusantara.co.id Gelombang pasang menerjang Dusun Muncar, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (28/5/2025) pagi hingga siang hari. Akibatnya, belasan rumah dan warung warga porak poranda diterjang dahsyatnya ombak.

Sedikitnya 10 bangunan, meliputi rumah dan warung, mengalami kerusakan akibat terjangan ombak besar yang terjadi sejak Rabu pagi. Kondisi ini membuat sejumlah warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Faturahman, Ketua RT 01, menjelaskan bahwa sejak awal gelombang besar datang, air laut langsung naik ke daratan dan masuk ke dalam rumah-rumah warga. “Beberapa rumah terdampak parah, seperti di RT 01 ada yang rusak berat, begitu juga di RT 02, dua warung dan rumah rusak parah. Di RT 04, ada tiga rumah yang juga rusak,” ungkap Faturahman.

Ia menambahkan, total ada sekitar empat hingga enam bangunan yang mengalami rusak berat. Meskipun demikian, banyak warga yang mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga terdekat agar masih bisa memantau kondisi rumah mereka.

Faturahman menyampaikan bahwa banjir terjadi sejak pagi hingga siang hari. Beruntung, pada malam hari air mulai surut, namun angin yang sangat kencang menambah kekhawatiran warga. “Gelombang besar terjadi pagi sampai siang. Tadi malam, air laut tidak terlalu besar, hanya angin saja yang kencang,” imbuhnya.

Bahkan, demi keamanan, Faturahman telah mengevakuasi barang-barang elektronik miliknya ke rumah anaknya. Ia khawatir akan terjadi gelombang besar susulan yang bisa merendam kembali rumahnya.

Mewakili warga, Faturahman sangat berharap pemerintah atau instansi terkait, serta perusahaan, dapat segera membangun tanggul permanen sebagai pemecah ombak. Hal ini penting agar saat air laut pasang, permukiman warga tidak langsung terdampak.

“Harapan kami, warga, apabila ini tidak secepatnya dibuatkan tanggul permanen, masyarakat akan dihantui rasa waswas seumur hidup. Ini karena bibir pantai semakin tergerus dan mendekati permukiman warga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *