BeritaPemerintahan

Gempur Stunting, DKP Probolinggo Salurkan Beras Fortifikasi untuk Ibu Hamil dan Baduta

326
×

Gempur Stunting, DKP Probolinggo Salurkan Beras Fortifikasi untuk Ibu Hamil dan Baduta

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Sebagai langkah strategis intervensi kewaspadaan pangan dan gizi, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Probolinggo menyalurkan bantuan beras fortifikasi kepada ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (baduta) di Pendopo Kecamatan Banyuanyar pada Rabu (30/4/2025).

Inisiatif ini merupakan buah kolaborasi apik antara DKP, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dan Pemerintah Kecamatan Banyuanyar. Sinergi ini melibatkan Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Klenang beserta para ahli gizi dalam penyediaan data akurat sasaran penerima bantuan.

Beras fortifikasi jenis Fortivit yang didistribusikan ini kaya akan mikronutrien esensial seperti zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin B kompleks. Program ini secara khusus menyasar 483 penerima yang terdiri dari 372 ibu hamil dan 111 baduta dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) yang berisiko tinggi mengalami stunting. Setiap penerima manfaat akan menerima 20 kg beras fortifikasi.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Juwono Prasetijo Utomo, didampingi oleh Kepala DKP Yahyadi, perwakilan Dinkes, DP3AP2KB, TP PKK Kabupaten Probolinggo, Camat Banyuanyar Hudan Kurniawan beserta jajaran Forkopimka, serta perwakilan dari PT. PLN Nusantara Power UP Paiton.

Prosesi penyerahan bantuan diawali dengan kegiatan pengukuran dan penimbangan berat badan baduta di Puskesmas Banyuanyar. Selanjutnya, bantuan diserahkan kepada para ibu hamil yang hadir di Pendopo Kecamatan Banyuanyar.

Kepala DKP Kabupaten Probolinggo, Yahyadi, menjelaskan bahwa pembagian beras fortifikasi ini merupakan bagian integral dari sistem kewaspadaan pangan dan gizi daerah. Langkah ini merupakan deteksi dini terhadap potensi masalah gizi dan pangan, berfungsi sebagai early warning system untuk mencegah krisis gizi di masa depan.

“Tujuan utama dari program ini adalah untuk menekan angka stunting sekaligus meningkatkan ketahanan pangan melalui penyediaan makanan yang telah diperkaya nutrisi sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran. Ini adalah bagian dari visi besar kita untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045,” tegas Yahyadi.

Lebih lanjut, Yahyadi menyampaikan apresiasi mendalam kepada program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Nusantara Power UP Paiton atas dukungan dan kerjasamanya, berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut di masa mendatang.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Probolinggo, Juwono Prasetijo Utomo, menekankan bahwa pencegahan stunting merupakan prioritas utama dalam perencanaan pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Pemerintah Kabupaten Probolinggo memiliki komitmen kuat dan telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah stunting melalui berbagai regulasi dan program. Salah satu upaya pencegahan stunting adalah melalui Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2019 tentang Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Probolinggo,” ungkap Juwono.

Juwono menjelaskan bahwa pencegahan stunting menjadi krusial karena dampaknya yang serius terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan, meliputi kesehatan, kemampuan kognitif anak, dan produktivitas masyarakat secara jangka panjang. “Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan kesehatan, kesejahteraan, serta kecukupan gizi bagi ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta),” jelasnya.

Menurut Juwono, implementasi kesungguhan Pemkab Probolinggo dalam mencegah stunting diwujudkan melalui DKP dengan memberikan bantuan beras fortifikasi Fortivit. Beras fortifikasi ini diperkaya dengan vitamin dan mineral penting seperti zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin B kompleks.

“Fortifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi beras, terutama bagi masyarakat yang rentan terhadap kekurangan mikronutrien. Pemberian beras fortifikasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi ibu hamil dan baduta, sehingga janin dan baduta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” terangnya.

Juwono berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, memberikan manfaat signifikan dalam pencegahan stunting, serta berkontribusi pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo melalui indikator angka harapan hidup.

“Pemberian gizi melalui beras fortifikasi ini bertujuan agar ibu hamil sehat, bayi yang dilahirkan juga sehat, terhindar dari berat badan lahir rendah (BBLR) atau risiko negatif lain akibat kekurangan gizi, sehingga kelak mereka dapat memiliki umur panjang dan terhindar dari penyakit, baik ibu maupun anaknya, sehingga harapan hidupnya terjamin,” harapnya.

Camat Banyuanyar, Hudan Kurniawan, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Pemkab Probolinggo atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Pihaknya merasa sangat terbantu dengan program ini, mengingat angka stunting di Kecamatan Banyuanyar tergolong cukup tinggi.

“Kami sangat berterima kasih atas kepedulian pemerintah. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kami, terutama bagi ibu hamil dan baduta yang sangat membutuhkan asupan gizi tambahan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *