PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id – Menu yang cocok untuk Program MBG (Makan Bergizi Gratis) haruslah beragam, bergizi seimbang, dan aman.
Menu idealnya mencakup karbohidrat, protein (hewani dan nabati), sayuran, buah, serta sedikit lemak sehat. Porsi makan juga perlu disesuaikan dengan usia dan kebutuhan gizi, dengan minimal 500-600 kkal per porsi, menurut Kementerian Kesehatan.
Menu 1:
Nasi putih (karbohidrat)
Ayam goreng tepung (protein hewani)
Tahu saus tiram (protein nabati)
Tumis buncis wortel (sayuran)
Buah pisang (buah)
Jelly (opsional)
Menu 2:
Nasi kuning (karbohidrat)
Telur orak arik sayur (protein hewani dan sayuran)
Orek tempe manis (protein nabati)
Lalapan segar (sayuran)
Buah longan (buah)
Susu (minuman)
Menu 3:
Nasi, Ikan lele asam manis (protein hewani), Tahu goreng (protein nabati), Tumis kacang panjang (sayuran), Buah semangka (buah).
Menu 4:
Susu (minuman), nasi, ayam jamur saus tiram (protein hewani), tumis wortel tauge (sayuran), buah pisang (buah).
MBG Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo
Sedangkan di Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, beberapa hari lalu, uji coba program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, tengah menjadi sorotan. Menu MBG yang disajikan pada Jumat 18 Juli 2025 itu dinilai berbeda dari standart biasanya dan dianggap kurang selaras dengan target Program Gizi Nasional yang digalakkan pemerintah.
Biasanya, program MBG menyediakan susu dan roti sebagai menu utama. Namun, pada hari itu, peserta menerima jeruk, telur, camilan saset dan energen. Perubahan komposisi menu ini memicu keprihatinan dari sejumlah aktivis dan lembaga, yang menilai bahwa menu tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan prioritas gizi pemerintah.
Kepala Chef Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG dapur MBG di Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Pujo Wisnu, merespons soal sajian MBG yang dinilai tidak sesuai.
Pujo, menyampaikan bahwa penyajian menu tersebut tidak menjadi masalah. Semua sudah sesuai prosedur dan menurutnya, menu yang disajikan tidak ada kesalahan.
“Menurut saya, itu tidak masalah, karena hitungannya menyesuaikan dengan budget. Kalau ada kelebihan kami kembalikan sesuai SOP,” jelas Pujo, saat dikonfirmasi.