Lifestyle

Mahasiswa FPIK UB Sulap Udang Lokal Bangil Jadi “Bakudaci” Inovasi Lezat Peningkat Ekonomi Desa

×

Mahasiswa FPIK UB Sulap Udang Lokal Bangil Jadi “Bakudaci” Inovasi Lezat Peningkat Ekonomi Desa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BANGIL, DetikNusantara.co.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) sukses menggelar program inovatif di Desa Raci, Kecamatan Bangil, pada Rabu, 17 Juli 2025. Melalui sosialisasi dan demonstrasi pembuatan “Bakso Udang Desa Raci” atau Bakudaci, mereka berhasil mengajak masyarakat mengoptimalkan potensi udang lokal untuk meningkatkan nilai ekonomis dan menciptakan peluang usaha baru.

Desa Raci, yang dikenal sebagai sentra tambak udang dan bandeng, menghadapi tantangan harga jual udang yang fluktuatif. Melihat potensi ini, tim KKN-T FPIK UB memperkenalkan Bakudaci sebagai solusi kreatif. Inovasi ini diharapkan mampu mengubah udang dengan harga jual rendah menjadi produk olahan bernilai tinggi, sekaligus membuka pintu kewirausahaan bagi warga.

Kegiatan yang terpusat di Balai Desa Raci ini disambut antusias oleh warga, terutama ibu-ibu PKK dan perangkat desa. Kepala Desa Raci, Bapak Tomo, menyampaikan apresiasinya. “Kelebihan di Desa Raci adalah tambak udang dan ikan bandeng. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa memberikan manfaat jangka panjang, dan semoga pengolahan produk ini dapat berkembang serta menjadi usaha yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sebelum sesi praktik dimulai, peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kandungan gizi udang, teknik penyimpanan yang tepat, serta pentingnya memanfaatkan potensi lokal. Hal ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Bakudaci bisa menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Tiga Varian Bakudaci Pikat Selera

Sesi demonstrasi pembuatan Bakudaci menjadi daya tarik utama. Bakso udang yang terbuat dari udang segar hasil tambak warga ini hadir dalam tiga varian menarik: original, keju, dan wortel. Varian original cocok sebagai pelengkap masakan rumahan, varian wortel kaya vitamin untuk anak-anak, sementara varian keju dirancang khusus untuk memenuhi selera kekinian remaja. Inovasi ini diharapkan dapat menjangkau konsumen dari berbagai usia dan latar belakang, sekaligus menjadi inspirasi usaha rumahan.

Antusiasme warga begitu terasa sejak pagi. Ibu-ibu PKK aktif mengikuti setiap tahapan, mencatat resep, dan mencoba langsung proses pengolahan. “Saya sangat menikmati kegiatan demonstrasi hari ini. Bakso udangnya lezat, sehat, dan saya ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah untuk disantap bersama keluarga,” ungkap Ibu Wiwin, salah seorang peserta dari ibu-ibu PKK.

Kegiatan ini tak hanya sekadar pembelajaran kuliner, tetapi juga membangun interaksi erat antara mahasiswa dan masyarakat. Selain memperkenalkan potensi lokal, program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan dan inovasi produk olahan di kalangan masyarakat pesisir, khususnya bagi ibu rumah tangga, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, inisiatif ini diyakini akan memberikan kontribusi nyata dalam penguatan ekonomi lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *