PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Kasus dugaan menu makanan tidak layak dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mojolegi Gading, Kabupaten Probolinggo, memicu sorotan baru yang lebih serius.
Presiden Gerakan Anti Penyelewengan Keuangan Negara dan Masyarakat (GAPKM), Juned ST, secara terbuka menuding bahwa pembangunan Dapur SPPG Mojolegi Gading memiliki keterkaitan dengan AS, tersangka kasus korupsi dana hibah Jawa Timur.
Dalam pernyataannya, Juned ST menyampaikan hasil investigasinya yang menunjukkan dugaan kuat bahwa pendanaan pembangunan gedung Dapur MBG di Desa Mojolegi, Kecamatan Gading, Probolinggo, bersumber dari salah satu tersangka korupsi dana hibah Jatim.
“Ya, terkait gedung MBG yang ada di Desa Mojolegi Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo itu, dari hasil investigasi saya kemarin, dugaan kuat pendanaannya berasal dari Anwar Sadad [AS], tersangka kasus dana hibah. Saya sudah mengantongi bukti-buktinya,” ungkap Juned.
Menanggapi keluhan para wali murid terkait menu tidak layak yang sempat dikonsumsi oleh siswa, Juned juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera mengirim surat resmi kepada Badan Gizi Nasional. Juned meminta agar izin operasional Dapur MBG Probolinggo ditinjau ulang dan dicabut.
“Saya akan bersurat agar izin dapur itu dicabut bila benar terbukti. Jangan dibiarkan beroperasi jika ada indikasi keterlibatan koruptor,” tambahnya dengan tegas.
Namun, tudingan serius tersebut dibantah keras oleh pemilik SPPG Mojolegi Gading Probolinggo, Nabilul Fikri. Ia menegaskan bahwa Dapur MBG miliknya sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan politisi yang menjadi tersangka kasus korupsi dana hibah tersebut.
“Tidak ada kaitannya satupun. Itu murni punya saya,” tegas Nabilul Fikri saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp













