Categories: Kesehatan

Obat Suntik HIV Ini Diklaim Efektif 100 Persen, Sudah Disetujui Uni Eropa

DetikNusantara.co.id – Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA) merekomendasikan persetujuan obat suntik pencegah HIV (human immunodeficiency virus) yang hanya perlu diberikan dua kali setahun.

Obat bernama lenacapavir, yang dipasarkan di Eropa dengan merek Yeytuo oleh Gilead Sciences, dinilai para ilmuwan sebagai terobosan besar yang berpotensi mengakhiri penularan virus HIV secara global.

Dalam pernyataan resmi, EMA menyebut hasil evaluasinya menunjukkan lenacapavir “sangat efektif” dan memiliki “signifikansi besar bagi kesehatan masyarakat.”

Setelah panduan EMA disetujui oleh Komisi Eropa, obat ini akan diizinkan digunakan di 27 negara anggota Uni Eropa, serta Islandia, Norwegia, dan Liechtenstein.

Studi pada 2024 menunjukkan lenacapavir, yang sebelumnya digunakan untuk mengobati pasien HIV, mampu mencegah penularan hampir 100 persen pada laki-laki dan perempuan.

Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, mengatakan obat ini “dapat mengubah arah epidemi HIV” jika tersedia secara luas bagi mereka yang membutuhkan.

Obat ini juga telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Juni lalu dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai opsi tambahan bagi individu dengan risiko tertular HIV.

Berbeda dari pencegahan HIV lain, seperti pil harian atau suntikan cabotegravir setiap dua bulan, lenacapavir memberikan perlindungan hingga enam bulan. Opsi ini diprediksi menarik bagi mereka yang enggan sering ke klinik atau khawatir akan stigma dari konsumsi obat harian.

Meski menjanjikan, kritik muncul terkait distribusinya. Gilead berjanji akan menyediakan versi generik murah di 120 negara berpenghasilan rendah dengan tingkat HIV tinggi — mayoritas di Afrika, Asia Tenggara, dan Karibia.

Namun, hampir seluruh wilayah Amerika Latin tidak termasuk, meski kasus HIV di sana terus meningkat, sehingga memicu kekhawatiran dunia kehilangan peluang penting untuk menekan penyebaran penyakit ini.

Menurut data UNAIDS, pada 2024 terdapat sekitar 630.000 kematian akibat AIDS secara global, sementara lebih dari 40 juta orang diperkirakan hidup dengan HIV.

Byanyima sebelumnya juga mendorong agar Gilead membuka lisensi produksi lenacapavir secara luas sehingga jutaan orang yang membutuhkan dapat mengaksesnya.

Redaksi

Recent Posts

Hujan Deras Tak Surutkan Semangat! Kisah Inspiratif Dafa dan Pemain Cilik Jember di Turnamen Lintas Kecamatan

JEMBER – Pemandangan penuh semangat dan kebersamaan terlihat di Lapangan Sumberanget, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember,…

1 hari ago

Razia Gabungan Polres Sumenep: Dua Pengunjung Hiburan Malam Positif Narkoba

SUMENEP, Detiknusantara.co.id – Kepolisian Resor (Polres) Sumenep kembali mempertegas komitmennya dalam menjaga ketertiban umum dan…

2 hari ago

Abdur Rahman Terpilih Aklamasi Pimpin GP Ansor Kraksaan, Siap Rangkul Kader dan Perkuat Peran Keumatan

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Konferensi Cabang (Konfercab) IV Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kraksaan yang…

2 hari ago

Puluhan Ribu Peserta Padati Jalan Sehat Kerukunan Kemenag Probolinggo, Peringatan HAB Ke-80 Berlangsung Meriah

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama (Kemenag) di Kabupaten Probolinggo…

2 hari ago

PLB Minta Audiensi dengan DPRD Banyuwangi Terkait Wifi Ilegal

BANYUWANGI – Maraknya penggunaan jaringan wifi ilegal di berbagai kecamatan di Banyuwangi mendapat sorotan tajam…

3 hari ago

PSSI Lumajang Gelar Seleksi Akbar Akademi PSIL, Bidik Talenta Usia 9-17 Tahun

LUMAJANG, DetikNusantara.co.id – Akademi PSIL yang baru berdiri sejak Desember 2024 terus menunjukkan keseriusan dalam…

3 hari ago