Berita

Ratusan Santri Pakuniran Gelar Istighosah Akbar di Hari Santri Nasional

×

Ratusan Santri Pakuniran Gelar Istighosah Akbar di Hari Santri Nasional

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Suasana khidmat dan penuh semangat menyelimuti pendopo Kecamatan Pakuniran pada Selasa malam (21/10/2025). Ratusan santri dan santriwati dari berbagai pondok pesantren se-kecamatan tumpah ruah menggelar Istighosah Akbar dalam rangka menyambut Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025.

Acara yang dimulai tepat pukul 19.00 WIB ini menjadi malam persiapan spiritual sebelum pelaksanaan upacara puncak HSN yang akan digelar esok hari, 22 Oktober 2025, di lapangan Pakuniran.
Istighosah ini dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka), yang diwakili langsung oleh Camat Pakuniran, Hasan Zainuri.

Turut hadir pula para alim ulama dan pimpinan pondok pesantren yang menjadi panutan masyarakat.

Tampak di barisan depan, hadir Ustadz Qosimuridho (Pengasuh Ponpes Kanjeng Sunan Kalijaga), Ustadz Abdul Qodir Jaelani (Pengasuh Ponpes Sunan Ampel), Ustadz Zainal Arifin (Pengasuh Ponpes Bisril Arifin), dan Ustadz Budi (Pengasuh Ponpes Alquroba).

Berbagai badan otonom (banom) dan organisasi turut meramaikan dan mengamankan jalannya acara, di antaranya Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Pakuniran, Pagar Nusa, Fatayat NU, serta Dewan Kerja Ranting (DKR) Pramuka Pakuniran.

Ustadz Qosimuridho, yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Pakuniran, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar seluruh rangkaian Peringatan Hari Santri 2025 di Pakuniran dapat berjalan lancar.

“Malam ini kita berkumpul untuk beristighosah, memohon kepada Allah SWT agar pelaksanaan upacara Hari Santri besok pagi berjalan dengan lancar, tertib, dan penuh khidmat,” ujarnya.

Dalam tausiahnya, beliau juga mengulas sejarah ditetapkannya Hari Santri Nasional, yang merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Resolusi ini telah membakar semangat para santri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Semangat perjuangan ini dipertegas oleh Ustadz Abdul Qodir Jaelani. Pengasuh Ponpes Sunan Ampel ini dalam tausiahnya menekankan peran vital para santri dan ulama dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

“Santri bukan hanya belajar ilmu agama, tetapi juga mewarisi darah perjuangan para kiai. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari tetesan keringat dan darah para santri yang berjuang di garda terdepan,” tegasnya.

Suasana semakin hening dan syahdu saat doa penutup dipanjatkan. Seluruh hadirin menundukkan kepala, mengaminkan doa yang dipimpin oleh Ustadz Zainal Arifin, sekaligus menutup rangkaian Istighosah Akbar dengan harapan keberkahan untuk bangsa dan kelancaran acara esok hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *