Categories: Kesehatan

Ribuan Anak Keracunan MBG, Begini Langkah Pertama Tangani Keracunan pada Anak

DetikNusanatara.co.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, telah menuai sorotan karena kasus keracunan makanan yang berulang.

Sejak Januari 2025, ratusan siswa di berbagai daerah dilaporkan mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, sakit perut, hingga diare setelah mengonsumsi makanan MBG.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan pemerintah telah bergerak cepat berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengevaluasi penyebab kejadian.

“Kami atas nama pemerintahan dan BGN memohon maaf karena kembali terjadi kasus keracunan di beberapa daerah. Kami pastikan tidak ada unsur kesengajaan, dan evaluasi sedang berjalan,” ujar Prasetyo dalam konferensi pers, Rabu (10/9).

Pandangan Pakar Gizi

Ahli gizi dari Universitas Indonesia, dr. Siti Helmy, M.Gizi, menilai kasus ini menjadi alarm penting bagi pemerintah agar lebih ketat dalam memastikan standar higienitas MBG.

“Keracunan makanan umumnya dipicu oleh kontaminasi bakteri atau virus dalam proses penyimpanan dan distribusi. Kalau program sebesar MBG tidak dibarengi kontrol kualitas ketat, potensi insiden akan selalu ada,” katanya.

Menurutnya, setiap dapur penyedia MBG harus melalui uji kelayakan sanitasi, rantai dingin untuk bahan pangan segar, serta audit berkala oleh Dinas Kesehatan setempat.

Langkah Pertama Saat Keracunan

Pakar darurat medis dr. Karen Jubanyik dari Yale Medicine menjelaskan beberapa langkah dasar yang bisa dilakukan bila terjadi keracunan makanan:

Hidrasi segera – minum banyak air putih atau larutan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah/diare.

Hindari makanan berat – tunda konsumsi makanan berminyak, pedas, atau susu sampai kondisi membaik.

Istirahat cukup – biarkan tubuh melawan infeksi. Segera cari pertolongan medis jika gejala berlanjut lebih dari 2–3 hari atau muncul tanda bahaya seperti muntah darah.

Evaluasi Program MBG

Selain aspek darurat medis, evaluasi program juga mendesak dilakukan. Ketua Asosiasi Pengawas Pangan Sekolah Indonesia (APPSI), Rahmat Hidayat, menekankan pentingnya transparansi.

“Masyarakat harus tahu darimana bahan baku MBG berasal, siapa penyedianya, dan bagaimana pengawasan distribusi dilakukan. Tanpa keterbukaan, kepercayaan publik akan terus goyah,” ujarnya.

Dengan target jutaan penerima, program MBG tidak hanya menyangkut soal gizi, tetapi juga soal keselamatan publik. Pemerintah diminta belajar dari kasus ini untuk memperbaiki standar dan mengedepankan sistem early

Redaksi

Recent Posts

Razia Gabungan Polres Sumenep: Dua Pengunjung Hiburan Malam Positif Narkoba

SUMENEP, Detiknusantara.co.id – Kepolisian Resor (Polres) Sumenep kembali mempertegas komitmennya dalam menjaga ketertiban umum dan…

10 jam ago

Abdur Rahman Terpilih Aklamasi Pimpin GP Ansor Kraksaan, Siap Rangkul Kader dan Perkuat Peran Keumatan

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Konferensi Cabang (Konfercab) IV Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kraksaan yang…

12 jam ago

Puluhan Ribu Peserta Padati Jalan Sehat Kerukunan Kemenag Probolinggo, Peringatan HAB Ke-80 Berlangsung Meriah

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama (Kemenag) di Kabupaten Probolinggo…

14 jam ago

PLB Minta Audiensi dengan DPRD Banyuwangi Terkait Wifi Ilegal

BANYUWANGI – Maraknya penggunaan jaringan wifi ilegal di berbagai kecamatan di Banyuwangi mendapat sorotan tajam…

15 jam ago

PSSI Lumajang Gelar Seleksi Akbar Akademi PSIL, Bidik Talenta Usia 9-17 Tahun

LUMAJANG, DetikNusantara.co.id – Akademi PSIL yang baru berdiri sejak Desember 2024 terus menunjukkan keseriusan dalam…

2 hari ago

Aspirasi Panas Peternak di Banyuwangi: Sonny Danaparamita DPR Diminta Lindungi Plasma Nutfah & Tinjau Ulang Impor Kambing

‎Banyuwangi – Anggota DPR RI Sonny T. Danaparamita menghadiri Kontes Kambing Peranakan Etawa yang digelar…

2 hari ago