SIDOARJO,DetikNusantara.co.id – Selain jenazah dalam kondisi utuh, tim SAR gabungan juga mendapatkan empat potongan bagian tubuh manusia. Empat potongan tubuh itu belum dapat dikonfirmasi sebagai tambahan jumlah temuan jenazah, termasuk apakah temuan itu merupakan dari satu tubuh yang sama.
Dari laman resmi BNPB, Kepala BNPB Letjen Suharyanto, mengungkapkan proses identifikasi dengan berbagai indikator harus dilakukan demi keabsahan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI).
Penemuan jenazah untuk ke sekian kalinya itu sekaligus mengurangi jumlah angka korban dalam pencarian menjadi 23 orang. Data ini didapatkan dari daftar absensi yang dikeluarkan pihak pondok pesantren.
Kendati demikian, jumlah angka tersebut sejatinya belum sepenuhnya dapat dijadikan sebagai data yang dapat divalidasi secara utuh, sebab ada beberapa kasus di mana salah satu santri tidak melaporkan kehadirannya kepada pengurus namun dihitung sebagai data korban hilang.
Kendati demikian, tim SAR gabungan tetap melanjutkan operasi pencarian sampai dipastikan sudah tidak ada jenazah atau potongan tubuh yang tersisa di lokasi kejadian.
Masa Pencarian Sudah Memasuki Tujuh Hari
“Hari ini, menjadi hari ketujuh jika dihitung sejak hari kejadian atau Senin (29/9). Dalam standar prosedur pencarian dan pertolongan yang ditetapkan dalam operasi SAR atas insiden ini, telah ditentukan periode pencarian dan pertolongan dalam tenggat waktu selama tujuh hari,” ungka0 Suharyanto.
Operasi SAR terus dievakuasi dari hasil capaian kinerja, target dan sasaran serta kondisi lapangan termasuk berbagai pertimbangan lain dari segala aspek.
Sejak dipastikan bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan pada hari keempat, proses SAR telah difokuskan untuk mengevakuasi jenazah sampai selesai.
“Artinya, operasi ini masih tetap dilanjutkan selama lebih dari tujuh hari hingga dapat dipastikan lagi tidak ada tanda-tanda keberadaan jenazah maupun potongan tubuh manusia,” katanya.
Saat siaran pers ini disusun dari lokasi kejadian, mesin alat berat terus menderu, personel SAR gabungan bersiaga, termasuk mobil-mobil ambulance yang terus setia menanti untuk melayani. Dengan kata lain, besar kemungkinan data laporan jumlah korban akan terus berkembang.
Segenap unsur dari pemerintah pusat seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan barisan para relawan terus berjuang selama 24 jam.
Semua hadir bukan semata menjalankan tugas, tetapi sebagai wujud nyata kepedulian dan kemanusiaan, dari manusia untuk manusia.