JAKARTA,DetikNusantara.co.id –
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta mengemukakan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa food tray untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari China mengandung minyak babi.
Hasil ini mendorong RMI-NU mendesak Kementerian Perdagangan untuk menghentikan impor food tray yang tidak halal tersebut.
BGN telah menanggapi isu ini dengan melakukan pengecekan dan menyatakan bahwa mereka belum pernah melakukan pengadaan ompreng impor untuk Program MBG.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, memastikan bahwa keamanan food tray adalah prioritas utama.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan standar SNI 9369:2025 untuk menjamin keamanan peralatan makan MBG. Standar ini memastikan bahwa food tray yang digunakan aman, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya.
Isu ini bermula dari laporan investigasi Indonesia Business Post yang menemukan adanya pabrik di China yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk Indonesia. Laporan tersebut juga menyebut dugaan pemalsuan label “Made in Indonesia” dan logo SNI pada produk buatan China.
“Kami meminta juga ke Kementerian Perdagangan untuk menyetop impor apabila ini terjadi atau menggunakan minyak babi,” ujar Wafa di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025) dikutip dari CNN.
Ia menambahkan pihaknya mendukung penuh program Presiden Prabowo Subianto dalam penyediaan MBG. Namun, ia menolak keras penggunaan food tray impor yang terbukti menggunakan pelumas berbahan babi dalam proses pencetakannya.
“Kami sangat mendukung program Presiden Prabowo, MBG, tetapi kami menolak food tray impor yang pelumasnya menggunakan minyak babi. Jadi kami sangat menolak,” kata Wafa.