Berita

CFD Kraksaan Tuai Protes, Benarkah Hambat Ambulans? Ini Kata Warga dan Pemerintah

240
×

CFD Kraksaan Tuai Protes, Benarkah Hambat Ambulans? Ini Kata Warga dan Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Pelaksanaan Car Free Day (CFD) yang rutin digelar setiap Minggu pagi di kawasan Stadion Gelora Merdeka Kraksaan menuai sorotan. Sejumlah pihak melayangkan protes terkait dugaan terganggunya akses kendaraan darurat, khususnya menuju RSUD Waluyo Jati, akibat penutupan jalan di sisi timur stadion.

Namun, tudingan tersebut segera dibantah oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat hingga para pedagang yang menggantungkan rezeki dari kegiatan CFD. Mereka menilai bahwa keberatan yang disampaikan tidak memiliki dasar yang kuat.

Kepala Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan, Supriyanto, menegaskan bahwa pelaksanaan CFD selama ini tidak mengganggu kepentingan umum. Sebaliknya, kegiatan ini justru memberikan keuntungan signifikan bagi warga dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Saya atas nama masyarakat sekitar menyatakan bahwa keberadaan CFD tidak menjadi masalah. Faktanya, telah ada satuan tugas (satgas) khusus yang selalu siap mengawal ambulans untuk melintasi keramaian. Bahkan, belum lama ini, satgas CFD membantu membuka jalan ketika ada warga saya yang meninggal dunia,” ujar Supriyanto pada Minggu (18/5/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa akses menuju RSUD Waluyo Jati tidak hanya bergantung pada jalur timur stadion. Terdapat jalur alternatif lain yang dapat digunakan oleh kendaraan darurat, seperti Jalan Gus Dur dari arah barat dan Jalan RS Graha Sehat dari arah timur.

“Jadi, tidak benar jika CFD dianggap menghambat ambulans. Justru, CFD ini membawa manfaat besar, terutama bagi warga di sekitar Sumberlele, Kebon Agung, dan Alassumur,” imbuhnya.

Supriyanto juga menyampaikan bahwa pelaksanaan CFD merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas denyut nadi pusat kota Kraksaan ke arah timur, sebagai langkah pemerataan pembangunan.

“Jika semuanya hanya terpusat di Alun-alun, maka tidak akan ada pemerataan. CFD ini justru menjadi solusi agar wilayah lain juga ikut berkembang,” katanya.

Sementara itu, Lutfiah, seorang pedagang yang rutin berjualan saat CFD, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang.

“Kalau ada yang protes, itu jelas karena ada sentimen pribadi. Kami para pedagang sangat terbantu dengan adanya CFD. Dulu di Alun-alun sepi, banyak dagangan yang tidak laku. Sekarang, alhamdulillah kami bisa mendapatkan penghasilan,” ungkapnya.

Sebagai informasi, CFD di Stadion Gelora Merdeka kini telah menjadi ikon gaya hidup baru bagi warga Kraksaan dan sekitarnya. Setiap akhir pekan, ribuan orang memadati kawasan ini untuk berolahraga, berbelanja, atau sekadar menikmati suasana santai. Pada Minggu (18/5), suasana tampak ramai dan meriah, dengan jalan sisi timur stadion dipenuhi pejalan kaki dan pedagang kaki lima, menjadikan kawasan ini semakin hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *