Categories: Berita

Puja Wali Krama, Ritual Warga Senduro di Kaki Gunung Semeru Lumajang

LUMAJANG,Detiknusantara.co.id – Suara gamelan lembut menggetarkan pelataran Pure mandagiri Semeru agung(MGSA) di Desa Senduro Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Kamis pagi (10/7/2025).
Di antara wangi dupa dan bunga persembahan suasana menjadi hikmat, lelaki perempuan berpakaian serupa menunjukkan kedamaian dalam melaksanakan upacara adat melangkah dengan tertib menuju pelataran suci, memperlihatkan bahwa tradisi ini bukan hanya milik generasi tua saja, melainkan tradisi ini harus dijaga bagi generasi muda sebagai penerus dan menjaga tradisi seterusnya.
Upacara ini dihadiri oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati di dampingi oleh wakil Bupati Lumajang Yudha Adji kusumah, hadir langsung menyaksikan prosesi upacara adat.
,”Dalam sambutannya Bupati Lumajang Indah Amperawati(Bunda indah) menegaskan keberadaan pura MGSA ini merupakan harta sepritual yang memperkaya indititas Lumajang sebagai rumah bersama yang menjunjung tinggi toleransi.
Pure ini bukan hanya milik umat Hindu,tapi milik kita semua,tetapi ini mengajarkan untuk kita damai, ketulusan, dan keseimbangan, kami akan terus menjaga agar keberagaman agama di Lumajang menjadi sumber kekuatan, bukan perbedaan yang memecah belah antar umat beragama,” tutur bunda indah.
“Prosesi ritual ini juga membawa dampak sosial dan ekonomi. Hotel-hotel lokal, warung, dan pelaku UMKM merasakan denyut manfaat dari kehadiran ribuan peziarah. Ekonomi tumbuh tanpa kehilangan jati diri, karena spiritualitas yang hadir bukan untuk dikomersialisasi, tetapi dirawat bersama, imbuhnya.
Lebih dari sekadar pelaksanaan tradisi, Puja Wali Krama menjadi ruang pendidikan batin. Di sinilah masyarakat belajar arti pengorbanan, keteraturan, dan dedikasi. Di sinilah kearifan lokal tampil sebagai penyeimbang dunia yang semakin cepat dan terkadang melupakan nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Pada akhirnya, kegiatan ini menegaskan bahwa spiritualitas tidak pernah kehilangan relevansi. Di tengah modernitas dan disrupsi digital, manusia tetap mencari makna, dan makna itu seringkali ditemukan dalam heningnya doa, dalam sapaan sesama peziarah, atau dalam gemuruh angin yang membawa harum dupa dari kaki Semeru.
Ketika upacara ditutup dengan tabuh dan iring-iringan tirtha (air suci), banyak umat yang tetap tinggal sejenak, enggan beranjak. Mereka tahu bahwa yang mereka bawa pulang bukan sekadar bunga atau abu persembahan, tetapi cahaya batin yang menuntun hidup.
Pura Mandara Giri Semeru Agung kembali membuktikan, bahwa spiritualitas bukan milik satu agama, melainkan milik seluruh umat manusia yang ingin hidup selaras dengan alam, dengan sesama, dan dengan dirinya sendiri. Dan di kaki Semeru yang agung, semua itu menyatu dalam suasana damai,” Pungkasnya.
Redaksi

Recent Posts

Revisionisme Sejarah : Momentum Menyatukan Suara dan Tekad untuk Kopri

Hari ini, KOPRI PMII kembali dihadapkan pada perdebatan yang telah lama bergulir: kapan sebenarnya Hari…

55 menit ago

Gempa 5,7 SR di Banyuwangi Dirasakan hingga Denpasar Bali dan Nusa Tenggara Barat

BANYUWANGI,DetikNusantara.co.id - Gempa bumi dengan magnitudo 5,7 mengguncang wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis…

2 jam ago

Cegah Kericuhan Massa dengan Aparat, Eksekusi Sengketa Tanah di Probolinggo Ditunda

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id - Rencana eksekusi sengketa tanah di Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, akhirnya diputuskan…

4 jam ago

Presiden Prabowo Tantang Israel Akui Negara Palestina

JAKARTA,DetikNusantara.co.id - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyerukan agar Israel mengakui kedaulatan negara Palestina. Pernyataan…

7 jam ago

Ada Fitur Terjemahan Baru di WhatsApp Khusus Android dan iOs

DetikNusantara.co.id - WhatsApp telah meluncurkan fitur terjemahan pesan yang memungkinkan pengguna menerjemahkan pesan ke dalam…

8 jam ago

Badai di Balik Program MBG, Keracunan Massal Terjadi di Mana-Mana, Ini Data dari BGN dan JPPI

DetikNusantara.co.id - Data dari Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, sejak Januari hingga 22 September 2025,…

9 jam ago