PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id – SDN Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, seluruh wali murid kelas 1 hingga kelas 6 melakukan pertemuan, menyusul tudingan adanya pungli di SDN tersebut. Pertemuan itu juga melibatkan pihak komite dan ketua paguyuban sekolah, Selasa (16/9/2025).
Dalam pertemuan tersebut para wali murid sangat menyayangkan dengan tudingan yang dilakukan LSM di dalam sebuah pemberitaan, pasalnya iuran tersebut merupakan program yang telah disepakati bersama melalui musyawarah terlebih dahulu bersama seluruh wali murid bukan dari sekolah.
Salah satu Wali murid kelas 3, Lilik Suryani mengatakan sebelum sudah di musyawarahkan yang awalnya Rp35.000 akhirnya disepakati Rp50.000 perbulan.
“Ketua sendiri sudah bilang, ini tidak menekan untuk para ibu-ibu yang mau bayar Monggo dan yang tidak mau bayar Monggo, nanti kalau ada kekurangan biar saya yang nambah,” ujarnya.
Ia sangat miris dengan tudingan pungli yang dilontarkan oleh LSM kepada SDN Binor tersebut, pasalnya iuran tersebut bukan untuk para guru-guru tapi untuk kepentingan para murid.
“Iuran itu bukan untuk ustadzah tapi ini untuk anak-anak kami biar pintar,” katanya.
Sementara Ketua Paguyuban SDN Binor, Hasti Retno Dewi mengatakan tudingan pungli di SDN Binor tersebut tidak benar, dimana tudingan tersebut menghitung iuaran Rp50.000 dikali jumlah siswa dan dikalikan 12 bulan.
“Tapi yang mereka tidak tahu, Disini bukan pungli tapi ini hasil dari musyawarah paguyuban dan kesepakatan bersama baik pengalokasian dana dan besaran iuran yang telah disepakati bersama,” jelasnya.
Dan untuk kertas kuning itu, lanjut Hesti, yang dipermasalahkan oleh mereka. katanya kalau sumbangan sukarela itu tidak boleh ada nominalnya dan tidak boleh memaksa.
“Benar kami tidak ada pemaksaan disini dan yang tidak membayar pun, yang tidak mampu, tidak usah membayar, tidak apa-apa,” tambahnya.
Ia menegaskan bagi wali murid yang membayar dan yang tidak membayar tidak dibeda-bedakan baik dari fasilitas ilmu dari kegiatan extra tartila ini.
Dengan tudingan tersebut, Paguyuban sengaja mengundang kembali seluruh wali murid untuk musyawarah infaq tersebut dan sepakat untuk extra tartila tersebut untuk sementara diberhentikan karena adanya tudingan tersebut.
“Dan sekalian hari ini kami melaporkan hasil infaq dan pengeluaran keuangan tersebut serta memberikan honor kepada para ustadzah,” pungkasnya.
Sementara LSM yang menuding tersebut juga diundang namun hingga acara selesai tidak ada yang hadir agar bisa menanyakan langsung kepada wali murid dan bisa klarifikasi langsung sehingga mereka bisa mendapatkan jawaban langsung dari para wali murid.
Banyuwangi – Hubungan antara advokat dan aparat kepolisian kerap dipandang berada di jalur berbeda. Namun,…
PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id - Warga Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, mendatangi Komisi 1 DPRD kabupaten setempat,…
SITUBONDO,DetikNusantara.co.id - Pemerintah Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW…
SAMPANG,Detiknusantara.co.id Viral di media sosial sebuah unggahan video program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN…
DetikNusantara.co.id - Facebook Dating, layanan kencan daring Facebook, menggunakan algoritma untuk memberikan rekomendasi pasangan berdasarkan…
DetikNusantara.co.id - Malam penghargaan Ballon d'Or 2025 menjadi momen bersejarah bagi Paris Saint-Germain (PSG).Ousmane Dembele dinobatkan…