PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Gelaran Bromo Sunset Music and Culture episode ketiga sukses memukau ribuan pengunjung di Amfiteater Seruni Point. Acara bulanan yang rutin diadakan ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai daya tarik wisata baru di kawasan Gunung Bromo, menyajikan perpaduan tarian khas Probolinggo dan alunan musik yang menambah kemeriahan suasana.
Event yang diinisiasi oleh G-Kraft dan Bright Pantura, bekerja sama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo ini, kali ini mengusung tema “Bromo Sunset ke Telu Ambyar”. Selain pertunjukan tari dan musik yang memukau, para pengunjung juga disuguhkan pemandangan lautan pasir Gunung Bromo dengan matahari terbenam yang menciptakan suasana syahdu tak terlupakan.
Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif (G-Kraft) Kabupaten Probolinggo, Muhammad Afifuddin, menjelaskan bahwa Bromo Sunset Music and Culture adalah wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk menampilkan beragam pertunjukan seni, mulai dari tari, musik, hingga kuliner.
“Selain pertunjukan, penonton juga disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa seperti lautan pasir, kawah Gunung Bromo, dan juga matahari terbenam,” ungkapnya.
Senada dengan Afifuddin, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, menyatakan bahwa Bromo Sunset merupakan kegiatan yang sangat spektakuler.
“Episode ketiga ini sangat meriah dan berhasil menarik banyak pengunjung,” ujar Ugas.
Ia menambahkan bahwa Bromo Sunset merupakan ide awal dari Bupati Probolinggo untuk mengangkat potensi lebih dari Gunung Bromo.
“Dan ini terbukti, kolaborasi dari semua pihak mampu mengangkat kearifan lokal yang ada,” terang Ugas, yang juga pernah menjabat Plt Bupati Probolinggo.
Ugas berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan berkolaborasi dengan berbagai pihak guna menjaga konsistensi dan kualitas acara ke depannya. Dengan demikian, Bromo Sunset Music and Culture dapat terus menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
