DetikNusantara.co.id – Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas lulusan Universitas Indonesia dr. Upik Anggraheni Sp.OG menjelaskan ada beberapa alasan utama mengapa kehamilan di usia remaja atau 19 tahun tidak disarankan, salah satunya karena tingginya risiko komplikasi, baik bagi ibu maupun janin.
Ia menjelaskan usia 19 tahun termasuk dalam kategori remaja, di mana tubuh dan kondisi kesehatan reproduksi seorang wanita belum mencapai kematangan optimal untuk menjalani kehamilan dan persalinan dengan risiko yang minimal meskipun fungsi organ reproduksi sudah aktif dengan tanda menstruasi.
“Tulang panggul termasuk tulang belakang dan tulang ekor, masih bisa mengalami pertumbuhan hingga usia 20-21 tahun. Panggul yang belum berkembang sepenuhnya berisiko menyebabkan Disproporsi Sefalopelvik (CPD), yaitu ketidaksesuaian antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu. Kondisi ini dapat menyebabkan persalinan lama dan meningkatkan kebutuhan untuk operasi sesar (SC),” katanya dikutip sari ANTARA.
Upik mengatakan di bawah usia 20 tahun, kehamilan menjadi berisiko juga karena organ reproduksi termasuk rahim dan ovarium serta fungsinya mungkin belum mencapai fungsi optimalnya terkait dengan kematangan poros hipotalamus-hipofisis-ovarium, tiga bagian penting yang mengatur sistem reproduksi wanita.
Selain itu, pada ibu hamil di usia remaja, memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan, yang dapat berlanjut menjadi Preeklamsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, seringkali ginjal dan merupakan kondisi serius yang mengancam nyawa ibu dan janin.
Upik mengatakan remaja juga sering kali memiliki cadangan nutrisi yang kurang memadai terutama zat besi karena kurangnya pengetahuan dan hal ini dapat berisiko pada kelahiran bayi prematur dan cacat bawaan serta stunting pada bayi di kemudian hari.
“Kehamilan meningkatkan kebutuhan nutrisi secara drastis, dan kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang berisiko pada kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan perdarahan pascapersalinan,” jelas dokter yang praktek di RS Pondok Indah Jakarta ini.
Lebih dari itu, ia mengatakan berbagai komplikasi tersebut bisa menyebabkan risiko kematian pada ibu karena perdarahan pascapersalinan yang lebih tinggi akibat kondisi fisik dan persalinan yang lebih sulit, dibandingkan dengan usia 20-35 tahun.
Selain pada ibu, Upik mengatakan bayi yang lahir dari kehamilan usia muda berisiko tinggi menyebabkan kelahiran prematur dan berisiko lebih besar mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, dan masalah perkembangan jangka panjang.
PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id - Aksi pembegalan kembali terjadi di Kabupaten Probolinggo. Kali ini, seorang remaja bernama…
PROBOLINGGO, Detik Nusantara.co.id - Menyusul banyaknya laporan motor yang mengalami kerusakan, tersendat (brebet), hingga mogok…
DetikNusantara.co.id - Fakta bahwa air minum kemasan merek Aqua tidak selalu bersumber dari mata air…
PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id - Setelah keluhan serupa muncul di Tuban, kini giliran warga Kabupaten Probolinggo yang…
DetikNusantara.co.id - Suzuki kembali meramaikan persaingan di segmen motor bebek dengan meluncurkan Viva FI ABS…
BELU, DetikNusantara.co.id – Dunia pendidikan dan masyarakat dihebohkan oleh tindakan tidak terpuji yang diduga dilakukan…