Categories: Berita

Kasus Pelecehan Santri Diseriusi, Kuasa Hukum Korban Apresiasi Tim Polres Sumenep

SUMENEP, DetikNusantara.co.id – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan oknum guru agama di salah satu pondok pesantren di Desa Angkatan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, semakin serius. Untuk menindaklanjuti laporan korban yang terus bermunculan, tim penyidik perempuan dan anak (TPPA) dari Polres Sumenep kini telah diterjunkan ke lokasi. Tim khusus ini bertugas untuk mengungkap tuntas siapa pelaku yang bertanggung jawab di balik kasus yang telah menyita perhatian publik ini.

Tim TPPA Polres Sumenep sengaja diturunkan untuk segera memberikan kejelasan atas dugaan tindakan predator seks yang menimpa beberapa santri. Menurut Slamet Riadi SH, kuasa hukum korban, kehadiran enam anggota tim penyidik dari Mapolres Sumenep ini sangat diapresiasi.

“Kedatangan tim tersebut untuk melakukan pemeriksaan keterangan saksi terhadap beberapa korban pelecehan seks,” ujar Slamet Riadi SH, yang akrab disapa Didi, kepada media pada Sabtu (7/6).

Setibanya di Mapolsek Kangean, tim penyidik langsung memeriksa empat korban dugaan pelecehan seksual. Pemeriksaan akan dilanjutkan pada Minggu (8/6) untuk korban lainnya. Total korban yang diduga dicabuli oleh oknum guru agama berinisial SN ini mencapai sembilan orang.

Didi mengaku sangat geram dan mengecam tindakan asusila yang dilakukan oleh oknum guru berlatar belakang pondok pesantren ini. “Saya sangat geram dan mengecam tindakan yang dilakukan oleh oknum guru agama ini. Seharusnya sikap seorang guru adalah melindungi, mengayomi, dan membimbing anak didiknya hingga ia mampu membahagiakan semua pihak. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya, menjadikan santrinya sendiri sebagai pemuas nafsu bejatnya,” keluhnya.

Sebagai kuasa hukum yang dipercaya oleh keluarga korban, Didi berjanji akan memberikan pendampingan gratis hingga kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru agama ini tuntas.

Sejak beberapa hari terakhir, kasus pelecehan seksual ini telah menjadi sorotan publik.

Berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, aktivis media (LSM dan wartawan), hingga aktivis sosial, mengecam keras tindakan oknum guru agama tersebut. Komentar di media sosial bahkan menyebut tindakan yang dilakukan oknum guru agama itu sebagai “tindakan iblis yang bertopeng manusia.”

Redaksi

Recent Posts

Cegah Kericuhan Massa dengan Aparat, Eksekusi Sengketa Tanah di Probolinggo Ditunda

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id - Rencana eksekusi sengketa tanah di Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, akhirnya diputuskan…

2 jam ago

Presiden Prabowo Tantang Israel Akui Negara Palestina

JAKARTA,DetikNusantara.co.id - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyerukan agar Israel mengakui kedaulatan negara Palestina. Pernyataan…

4 jam ago

Ada Fitur Terjemahan Baru di WhatsApp Khusus Android dan iOs

DetikNusantara.co.id - WhatsApp telah meluncurkan fitur terjemahan pesan yang memungkinkan pengguna menerjemahkan pesan ke dalam…

5 jam ago

Badai di Balik Program MBG, Keracunan Massal Terjadi di Mana-Mana, Ini Data dari BGN dan JPPI

DetikNusantara.co.id - Data dari Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, sejak Januari hingga 22 September 2025,…

6 jam ago

Dipanggil DPRD, Empat Pj Kades di Banyuates Sampang Kompak Mangkir

SAMPANG,Detiknusantara.co.id  Empat Penjabat (Pj) Kepala Desa di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, nekat mangkir dari panggilan…

7 jam ago

Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB, Mengingatkan Para Pemimpin Dunia

DetikNusantara.co.id - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato inspiratif dalam Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa…

7 jam ago