Categories: Berita

Ketua Paguyuban dan Aktivis Bantah Tudingan Pungli di SDN Binor: Bahasanya Memalukan

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id – Tudingan adanya pungutan liar (pungli) di SDN Binor di pemberitaan salah satu media online lokal dibantah oleh Ketua Paguyuban, Hesti Retno Dewi. Ia menegaskan bahwa di sekolah itu tidak ada praktik yang namanya pungli.

“Tidak ada pungli, Mas. Adanya juga itu sumbangan sukarela untuk membayar gaji guru tartil,” ungkapnya.

Kegiatan extrakurikuler tartil di SDN Binor dilakukan empat kali dalam seminggu dengan pembelajaran dari jilid 1 sampai jilid 6 atau dalam 1 bulan ada 16 kali pertemuan.

“Tidak ada paksaan untuk wali murid yang tidak membayar tidak ada patokan harga juga semua atas keikhlasan dan kesadaran dari wali murid,” jelas Hesti.

Ia menambahkan jika sumbangan bulanan kurang untuk membayar guru tartil, ia selalu menambahkan dari uang pribadinya.

“Baik yg menyumbang maupun tidak menyumbang, sama-sama menikmati fasilitas kelas Tartila yang sama. Tidak ada yang dibeda bedakan,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu warga Binor dan juga aktivis, Dedy Mistariyanto sangat menyayangkan adanya tudingan tersebut yang bisa merusak citra LSM maupun wartawan.

“Untuk oknum LSM yang menyebut adanya pungli seharusnya pelajari dulu pungli itu apa dan dilakukan oleh siapa, kalau seperti ini kelihatan SDM-nya tanpa mengkaji dan mempelajari dulu apa yang mau disampaikan ke publik,” jelasnya.

Untuk wartawan yang memberitakan, lanjut Dedy, seharusnya dibaca dulu berita yang akan dinaikkan, ia meyakini berita tersebut tidak ada editornya sehingga banyak kesalahan dalam penulisannya.

“Pada paragraf pertama, mungkin dia mau nulis ‘Komunitas’ tapi salah malah ditulis ‘Komputer’. Pada paragraf terakhir juga mau nulis bulan September malah ditulis 11 seperti 2025,” kata Dirut media Detik Nusantara, tersebut.

Dari oknum – oknum yang seperti ini jika tidak diperbaiki dan mau belajar bisa merusak citra para aktivis yang ada di Kabupaten Probolinggo yang terkesan asal-asalan.

“Bahasanya mesti seolah-olah nakut-nakuti, sudah mengumpulkan data, mau dilaporkanlah, mau diproseslah. Kalau datanya salah itu kan sama saja setor malu,” tutup Dedy.

Redaksi

Recent Posts

Tegak dan Humanis: Saling Rangkul, Polresta Banyuwangi & e-BEST Law Firm Tunjukkan Wajah Baru Penegakan Hukum

Banyuwangi – Hubungan antara advokat dan aparat kepolisian kerap dipandang berada di jalur berbeda. Namun,…

1 jam ago

Diduga Salah Batas Eksekusi Lahan, Warga Alaspandan Probolinggo Wadul ke DPRD

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id - Warga Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, mendatangi Komisi 1 DPRD kabupaten setempat,…

14 jam ago

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Membumikan Akhlak  Rasulullah dan Sholawat

SITUBONDO,DetikNusantara.co.id - Pemerintah Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo Jawa Timur, Menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW…

15 jam ago

Parah..! Menu MBG untuk SMAN di Sampang Madura ada Belatungnya

SAMPANG,Detiknusantara.co.id Viral di media sosial sebuah unggahan video program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN…

18 jam ago

Terbaru, Sekarang Facebook Pakai AI Temukan Teman Kencan Online

DetikNusantara.co.id -  Facebook Dating, layanan kencan daring Facebook, menggunakan algoritma untuk memberikan rekomendasi pasangan berdasarkan…

19 jam ago

Ballon d’Or 2025, Ousmane Dembele Dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia Musim Ini

  DetikNusantara.co.id -  Malam penghargaan Ballon d'Or 2025 menjadi momen bersejarah bagi Paris Saint-Germain (PSG).Ousmane Dembele dinobatkan…

19 jam ago