Categories: Berita

Kritik atas Rencana Survei Seismik Migas dan Implikasinya

SUMENEP,Detiknusantara.co.id – Pergerakan Mahasiswa Kangean Surabaya (PMKS) menegaskan bahwa Kepulauan Kangean, Sumenep, Madura, tidak dapat dipandang semata sebagai ruang geografis untuk eksploitasi sumber daya, melainkan sebagai warisan ekologis dan kultural yang memiliki nilai historis sekaligus strategis bagi keberlanjutan hidup masyarakatnya.

Struktur sosial-ekonomi masyarakat Kangean bertumpu pada sektor perikanan, perdagangan, pertukangan mebel, hingga kerja-kerja buruh harian. Dengan demikian, kualitas ekologi dan lingkungan merupakan fondasi utama keberlangsungan hidup bersama. Senin (15/09/2025).

Sejarah memberikan pelajaran penting. Dari periode ketika akses listrik belum merata hingga era eksplorasi migas di Pagerungan, manfaat yang diterima masyarakat lokal terbukti tidak proporsional dibandingkan dengan potensi yang dieksploitasi.

Pertanyaan mendasar pun muncul: sejauh mana kehadiran industri migas benar-benar menghadirkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi komunitas setempat?

Rencana survei seismik migas di perairan Kangean hari ini menghidupkan kembali kegelisahan kolektif tersebut. Ancaman degradasi lingkungan dan ketidakadilan distribusi manfaat bukanlah sekadar spekulasi, melainkan refleksi dari kegagalan model pembangunan ekstraktif di berbagai wilayah, termasuk tragedi ekologis Lapindo.

Oleh karena itu, keterlibatan kritis seluruh elemen sosial—kaum terdidik, tokoh masyarakat, pemuka agama, hingga generasi muda—menjadi prasyarat untuk mengawal masa depan Kangean.

Ketua Umum PMKS, David Erfanda Arafah, menegaskan, “Kangean jangan dijadikan ladang eksploitasi. Ia adalah tanah warisan kearifan lokal dari nenek moyang, bukan untuk kepentingan satu golongan, melainkan untuk kemaslahatan bersama. Kaum terdidik bersama para tokoh dan masyarakat harus berdiri tegas menjaga Kangean dari godaan kerakusan dan proyek jangka pendek yang merugikan masa depan. Karena itu, kami tetap konsisten menolak survei seismik migas.”

Dengan demikian, menolak survei seismik migas bukanlah sikap emosional, melainkan posisi kritis yang berpijak pada argumentasi ekologis, sosial, dan historis. Kepulauan Kangean harus ditempatkan sebagai anugerah ekologis dan kultural yang dijaga demi keberlangsungan hidup lintas generasi, bukan digadaikan untuk kepentingan ekonomi sesaat.

Redaksi

Recent Posts

Razia Gabungan Polres Sumenep: Dua Pengunjung Hiburan Malam Positif Narkoba

SUMENEP, Detiknusantara.co.id – Kepolisian Resor (Polres) Sumenep kembali mempertegas komitmennya dalam menjaga ketertiban umum dan…

16 jam ago

Abdur Rahman Terpilih Aklamasi Pimpin GP Ansor Kraksaan, Siap Rangkul Kader dan Perkuat Peran Keumatan

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Konferensi Cabang (Konfercab) IV Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kraksaan yang…

18 jam ago

Puluhan Ribu Peserta Padati Jalan Sehat Kerukunan Kemenag Probolinggo, Peringatan HAB Ke-80 Berlangsung Meriah

PROBOLINGGO, DetikNusantara.co.id – Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama (Kemenag) di Kabupaten Probolinggo…

19 jam ago

PLB Minta Audiensi dengan DPRD Banyuwangi Terkait Wifi Ilegal

BANYUWANGI – Maraknya penggunaan jaringan wifi ilegal di berbagai kecamatan di Banyuwangi mendapat sorotan tajam…

20 jam ago

PSSI Lumajang Gelar Seleksi Akbar Akademi PSIL, Bidik Talenta Usia 9-17 Tahun

LUMAJANG, DetikNusantara.co.id – Akademi PSIL yang baru berdiri sejak Desember 2024 terus menunjukkan keseriusan dalam…

2 hari ago

Aspirasi Panas Peternak di Banyuwangi: Sonny Danaparamita DPR Diminta Lindungi Plasma Nutfah & Tinjau Ulang Impor Kambing

‎Banyuwangi – Anggota DPR RI Sonny T. Danaparamita menghadiri Kontes Kambing Peranakan Etawa yang digelar…

2 hari ago