Categories: Berita

PWI Probolinggo Ajak Masyarakat Manfaatkan Ruang Digital untuk Edukasi, Bukan Provokasi

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Probolinggo Raya, Babul Arifandhie, menyampaikan keprihatinan terhadap kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah beberapa hari terakhir.

Dia berharap, seluruh elemen masyarakat sama-sama menahan diri dan tidak mudah terprovokasi agar kerusuhan tidak terus meluas sehingga berujung pada krisis sosial di Indonesia.

“Demokrasi tidak boleh mati, menyampaikan aspirasi sudah diatur oleh undang-undang. Namun mari sama-sama menahan diri agar penyampaian aspirasi tidak berujung anarkis,” kata Babul, Selasa (2/9/25).

Ia mengaku juga ikut berbelasungkawa terhadap sejumlah pejuang demokrasi yang meninggal dalam aksi unjuk rasa. “Semoga peristiwa seperti ini tidak terjadi kembali,” harapnya .

Khusus di wilayah Probolinggo Raya, ia bersyukur penyampaian aspirasi yang disampaikan mahasiswa, para pekerja dan warga, sejauh ini tidak sampai mengganggu ketertiban dan merusak fasilitas umum.

Namun ia menyesalkan munculnya konten-konten provokatif di media sosial, seperti yang diunggah oleh akun tik-tok @muhammadfathurrosy dan @nona_aaaa88, yang sempat beredar luas.

“Ini provokasi digital yang tidak seharusnya dilakukan, bahkan ada konten dengan latar belakang Kiai Hasan Genggong dan menyebut nama Bupati Probolingggo sebagai legitimasi dalam ajakan provokatifnya,” sesalnya.

Meski konten provokatif tersebut telah ditake-down (dihapus, red) dari unggahan media sosial, namun video konten sudah kadung didonwload ulang dan disebarkan secara manual.

“Ajakan provokatif di ruang digital dengan mengajak masyarakat turun jalan menyampaikan aspirasi sembari merusak fasilitas umum, tidak mencerminkan karakter masyarakat Probolinggo yang santun dan religius,” cetus Babul.

Ia mengajak semua pihak menjaga diri demi keamanan dan ketertiban bersama. Para warganet juga diharapkan tidak mudah terprovokasi untuk menghindari tindakan anarkis yang memperkeruh keadaan.

“Ruang digital sebaiknya dimanfaatkan untuk sarana edukasi dan meningkatkan produktivitas, bukan jadi alat untuk memecah belah bangsa dan jadi sumber kekacauan,” ucapnya.

Segenting apapun situasi yang terjadi, sambungnya, sebaiknya tetap mengedepankan logika sebagai pijakan aksi. “Insya-Allah aspirasi masyarakat Probolinggo tetap tersalurkan, kondusif tanpa harus menciderai sistem demokrasi di negara kita,” sampainya.

Redaksi

Recent Posts

Ganti Rugi Rumpon Rp21 Miliar Belum Cair, Nelayan Sampang Madura Hadang Petronas

SAMPANG,Detiknusantara.co.id Ribuan rumpon nelayan Pantura Madura rusak akibat aktivitas seismik, namun ganti rugi rumpon Rp21…

27 menit ago

Belum ada Bantuan dari Pemerintah, Balita di Probolinggo Ini Alami Penyakit Langka Sindrom Proteus

PROBOLINGGO,DetikNusantara.co.id - Elena Najma Azkayla yang kini masih berusia 3 tahun harus melawan penyakit langka…

3 jam ago

Dolar AS Hajar Rupiah Habis-Habisan, Kini Rupiah Lemah Tak Berdaya

JAKARTA,DetikNusantara co.id - Nilai tukar rupiah lemah tak berdaya karena dihajar dolar Amerika Serikat (AS).…

8 jam ago

Alasan Pihak BGN Terkait Keracunan Massal Menu MBG Bahan Ikan Hiu di Ketapang

SUMENEP,DetikNusantara.co.id – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menyatakan bahwa menu Makan…

8 jam ago

MA Akhirnya Batalkan Putusan PN Sumenep, Terpidana Penggelapan Dinyatakan Bersalah

SUMENEP,DetikNusantara.co.id – Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait perkara penggelapan yang…

9 jam ago

Banyak Siswa Keracunan MBG karena Menunya Pakai Ikan Hiu, Fakta Bahayanya Ikan Hiu

DetikNusantara.co.id - Puluhan siswa di Ketapang, Kalimantan Barat keracunan setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).…

10 jam ago